Indonesia berada pada urutan ke tiga penyumbang kasusu Tuberkulosis di dunia. Pada tahun 2005 tercatat sekitar 533.000 kasus, prevalensi kasus tuberkulosis Nasional pada tahun 2005 sebesar 626 per 100.000 penduduk. Prevalensi Propinsi Sumatera Utara 160 per 100.000 penduduk. Pada tahun 1999 telah telah dicanangkan Gerakan Nasional Terpadu Pemberantasan Tuberkulosis (GERDUNAS) untuk mempromosikan percepatan pemberantasan tuberkulosis dengan pendekatan integratif, mencakup rumah sakit dan sektor swasta dan semua pengambil kebijakan lain, termasuk penderita dan masyarakat.
Dalam komitmen global atau sering juga disebut Mellennium Development Goals Program Pemberantasan Penyakit menular (HIV, AIDS, Malaria dan TB Paru) merupakan idokator penting dalam pencapaian MDGs. Tantangan yang dihadapi dalam pemberantasan TB adalah :
1. Cara membangun komitmen Pemerintah dan masyarakat,
2. Melakukan diagnosis akurat dengan pemeriksaan mikroskopis,
3. Kesesuaian Directly Observed Treatment Success Rate (DOTS ),
4. Menjaga ketersediaan obat yang tidak terputus, dan
5. Membangun system pelaporan dan pencatatan.
Untuk mewujudkan terlaksananya program pemberantasan TB maka kelima komponen penting tersebut diatas harus tersedia dan terlaksana dengan baik.
Strategi DOTS adalah strategi yang direkomendasikan oleh WHO serta telah terbukti yang paling cost efektif dalam penanggulangan Tuberkulosis dengan lima komponen yang saling sinergis dalam strategi ini. Di Kabupaten Pakpak Bharat Program Pengendalian Penyakit TB melalui strategi DOTS telah dilaksanakan di seluruh Puskesmas dan Rumah Sakit Umum Daerah. Jumlah UPK di Kabupaten Pakpak Bharat yang melaksanakan Pengendalian Penyakit TB dengan strategi DOTS sebanyak 8 Puskesmas ditambah 1 RSUD.
Pada tahun 2011 Dinas Kesehatan melalui bidang P2P telah menunjukkan komitmen secara program untuk pengendalian penyakit TBC di Kabupaten Pakpak Bharat melalui program pemberian makanan tambahan (susu dan multi vitamin) kepada penderita TBC. Pemberian makanan tambahan ini bertujuan untuk mendukung proses penyambuhan pasien yang mengkonsumsi AOT (Obat Anti TBC) yang masuk dalam kategori obat keras sehingga dibutuhkan asupan gizi yang cukup kepada pasien TBC yang mengkonsumsi OAT.
Salam Sehat.. Njuah-Njuah banta karina.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar